Pada ajang Honda Bikers Day di Lapangan Katapang Doyong Pangandaran, ada yang menarik pada kelas Sport fairing Nasional.
Yaitu Honda CBR250RR milik Toni Hadi Putra asal Bali menjadi pemenangnya. Tampilan motor tambah ciamik dengan penerapan motif ukiran emas dengan kombinasi warna biru dan abu-abu.
Untuk menunjukkan bahwa motor tersebut Honda, Toni melukis bagian tangki dengan sayap burung ikon dari motor Honda.
"Pengerjaannya cuman 2 bulan, tapi dari awal modifikasi hingga jadi butuh waktu setahun karena bengkelnya beda-beda," kata Toni di sela-sela Honda Bikers Day, Sabtu 17 November 2018.
Selain pewarnaan motor ini mengalami pembenahan pada suspensi dengan menggantinya milik moge 1000 cc.
Pada suspensi depan, shock upside down buatan Showa bawaan ditinggalkan diganti dengan suspensi milik moge lengkap dengan piranti pengereman dengan dual cakram di bagian depan. Kaliper pun telah mengadposi brand yang dipakai balapan MotoGP, Brembo dan sudah bertipe radial makin pakem.
Selang rem pun diganti dengan model kompetisi bermerek Hel yang sudah tidak perlu diragukan kualitasnya.
Pada bagian belakang, lagi-lagi Toni menyebatkan monoshock moge berlabel Ohlins yang menjadi langganan balap superbike dan MotoGP. Lengan ayun Honda CBR250RR ini juga telah diganti dengan single arm khas motor Ducati dan Honda CB1000R.
Pada bagian kaki-kaki velg juga sudah menggunakan milik moge dengan diameter lebar. Velg ini dibalut dengan si karet bundar Bridgestone Battlax. Melirik ke kolong motor, saluran pembuangan pun sudah diganti model racing dengan muffler pendek.
Pada bagian kokpit masih mempertahankan speedometer standar yang dianggap sudah cukup lengkap. Toni hanya menambahkan alat untuk memantau catatan waktu putaran di dekat dasbor. Di dekat stang, Toni juga menambahkan stabilizer merek Ohlins agar motor tetap stabil saat dipakai harian maupun balapan di sirkuit.
Toni mengatakan modifikasi tersebut telah menghabiskan lebih dari Rp 60 jutaan atau setara dengan harga motornya. Selama modifikasi, ia mengatakan proses mengalami kesulitan karena bengkelnya berpindah-pindah. "Kadang proses modifikasi terhambat karena gak ada bautnya. Sebenarnya kalau bengkelnya satu tempat lebih enak," ujarnya.