Menyadari situasi dan kondisinya berbeda, pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT) memegang teguh prinsip “Galak di sirkuit, sopan di jalanan umum” sebagai gaya berkendara mereka.
Prinsip yang dipegang oleh para pembalap binaan PT Astra Honda Motor yang tergabung di AHRT semakin melekat karena mereka menyadari bahwa agresivitas di trek bukan hal yang patut di lakukan saat berada di ruas jalan raya dan berkendara dengan pengguna jalan lainnya.
Lucky Hendriansya, pembalap muda asal Pangkejene, Sulawesi Selatan yang cukup disegani di Asia Road Racing Championship mengungkapkan dengan tegas untuk tidak ugal-ugalan di jalan raya meski statusnya adalah pembalap.
“Di sirkuit kita dituntut selalu memacu sepeda motor dengan cepat karena sifatnya kompetisi. Itu pun menggunakan safety gear yang mendukung. Berbeda dengan berkendara di jalanan umum, kita harus memikirkan pengendara lain dan diri kita juga. Banyak rambu-rambu yang harus ditaati,” ujar Lucky.
Pembalap berusia 20 tahun tersebut untuk kesehariannya menggunakan Honda Scoopy yang merupakan hadiah dari salah satu kejuaraan balap lokal pada tahun 2015. Saat mengendarai motor favoritnya, jaket, helm, sepatu, dan sarung tangan menjadi perlengkapan wajib yang selalu ia gunakan.
“Dinikmati saja berkendara hariannya. Jika memang hobi ngebut, silakan daftar di Astra Honda Racing School,” imbuhnya saat ditanya mengenai gaya berkendara pembalap AHRT.
Selain Lucky, ada juga Delvintor Alfarizi, sang Juara Nasional Motocross MX2. Pria yang kerap disapa Adel ini dikenal tangguh dan “galak di sirkuit tanah”. Namun, berbanding terbalik dengan gaya berkendara hariannya. Ia lebih suka naik motor santai dengan menunggangi Honda BeAT.
Meski riding santai, helm, jaket, dan sepatu tidak pernah lepas jika berkendara di jalan raya.
“Di sirkuit, kecepatan nomor satu. Di jalan, keselamatan yang utama. Jangan terburu-buru, nikmati perjalanan,” pesannya.
Selanjutnya, ada juga 2 pembalap AHRT yang seharusnya berlaga di ARRC kelas SS600 tahun ini tapi gagal karena pandemi, Irfan Ardiansyah dan Rheza Danica Ahrens. Kedua pembalap ini merupakan penggemar Honda Vario untuk berkendara sehari-hari. Irfan dengan Honda Vario 125-nya, dan Rheza Honda Vario 150.
Irfan mengungkapkan ia selalu berkendara harian dengan normal, dan terpenting saling respek dengan pengguna jalan yang lain. Sementara itu, Rheza mengatakan saat ia siap melaju di jalan umum, ia selalu memastikan kondisi motor prima, begitu pula dengan badannya. Serta selalu menggunakan perlengkapan safety.
“Selalu berhati-hati, tetap waspada, karena banyak pengendara lain yang belum tentu mematuhi aturan,” tutur Irfan.